Viverra accumsan in nisl nisi. Et leo duis ut diam quam nulla porttitor massa. Pellentesque elit eget gravida cum sociis natoque penatibus et magnis. Sit amet consectetur adipiscing elit ut aliquam purus. Gravida rutrum quisque non tellus.
Fatimah Bachmid, Khairunnisa dan Adiwidia Suwandi santri kelas XII Jurusan Sciencepreneurship ini berhasil meraih Gold Medal pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) pada (17/12/2022) lalu. Ketiga santri ini berhasil mengubah sampah kertas menjadi batu bata tahan gempa.
Berawal dari kegelisahan pada sampah kertas yang kian hari makin bertambah, membuat tiga santri Thursina IIBS ini terobsesi melakukan upaya pemanfaatan sampah kertas. Disisi lain, melihat permintaan batu bata yang makin meningkat, tercetuslah ide melakukan daur ulang sampah kertas menjadi batu bata. Proyek itu mereka sebut Paper Waste Into Paper Bricks (Pa-Brick) atau batu bata kertas.
Proses yang dilakukan untuk membuat batu bata dari sampah kertas tidaklah singkat. Riset yang dilakukan memakan waktu 3-5 bulan. Studi pustaka dan berbagai percobaan telah mereka lakukan demi menemukan komposisi terbaik untuk membuat batu bata kertas.

Menurut Fatimah, pembuatan batu bata dari kertas ada beberapa tahap yang harus dilakukan. Pertama adalah pembuatan pulp atau bubur kertas. Dari pulp yang sudah disaring selanjutnya ditambahkan dengan semen. Lalu masuk pada proses pencetakan dan dilakukan inkubasi atau pengeringan.
Proses inkubasi pada batu bata kertas ini menjadi sangat penting karena akan menentukan kekuatan, setidaknya proses ini memakan waktu hampir 28 hari. “Karena berbahan kertas, proses inkubasi dilakukan tanpa oven melainkan dengan proses curing,” imbuh Widia. Proses uji kekuatan tekan dengan mesin kompresi menjadi tahap akhir yang dilakukan. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari batu bata kertas yang telah dicetak.
“Pa-Brick ini lebih ringan dari batu bata pada umumnya dengan keunggulan tahan gempa, selain itu, juga ramah lingkungan karena daur ulang dari limbah kertas,” sambung Khairunnisa. Penelitian yang dilakukan ini membuktikan bahwa limbah kertas dapat digunakan sebagai agregat alternatif untuk pembuatan batu bata. Limbah kertas dapat diolah menjadi produk yang memiliki nilai fungsional lebih tinggi.

